Belum ada obat untuk melumpuhkan virus dengue ini. Untuk memberantas penyakit DBD diperlukan peran serta masyarakat, khususnya dalam memberantas nyamuk penularnya, guna mencegah dan membatasi penyebaran penyakit. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat sesuai dengan kondisi setempat.
Selama ini, langkah-langkah pencegahan dikenal dengan nama 3M Plus : Menguras, Menutup, Menguburkan barang-barang bekas, Plus Menghindari gigitan nyamuk. Kerap juga dilaksanakan pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa, sedangkan abatisasi (penaburan bubuk abate) untuk membunuh jentik-jentik nyamu. Pemeliharaan ikan cupang, ikan cere atau ikan guppy dapat juga dimanfaatkan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Penggunaan bubuk abate sangat baik dilakukan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk tersebut. Namun apakah air yang tercampur oleh bubuk abate tersebut layak untuk diminum oleh manusia? Sebuah percobaan sederhana dapat dilihat bahwa ikan yang berenang di dalam air yang bersih kemudian kita campurkan bubuk abate di dalam air tersebut, maka dapat dipastikan ikan tersebut akan mabuk lantas mati. Hal inilah yang membuat banyak orang ragu akan pemakaian abate pada air yang dikonsumsi.
Uji Klinis Terhadap Abate
Abate
sebenarnya adalah merk dagang dari sebuah bahan kimia yang disebut sebagai temephos.
Temephos termasuk ke dalam golongan organophophorus ( organofosfat).
Senyawa ini tidak dapat diserap oleh tubuh dan akan dikeluarkan melalui
keringat ataupun urine.
Pada
penelitian yang dilakukan oleh sebuah laboratorium di Amerika Serikat (AS)
tahun 1967, tikus yang diberi makanan dengan campuran abate setiap hari tidak
mengalami gangguan klinis apapun. Di tahun yang sama, kelompok peneliti yang
lain juga melakukan percobaan terhadap beberapa sukarelawan. Selama beberapa
hari, 256 mg bubuk abate dicampurkan ke dalam makanan yang mereka konsumsi.
Percobaan ini pun tidak menunjukkan terjadinya gangguan klinis pada
sukarelawan. Percobaan yang lebih ‘berani’ dilakukan pada 1968, di AS juga,
dengan mencampurkan abate di bak persediaan air penduduk sebanyak 1% dari total
volume air. Di sini pun tidak ditemukan gangguan klinis akibat konsumsi abate
pada penduduk yang dimaksud.
Beberapa alasan mengapa abate dianggap aman bagi tubuh antara lain :
- Pada percobaan, seekor tikus jantan baru akan mati jika mengkonsumsi abate sebanyak 8, 6 gr abate/kg berat badan tubuhnya. Pada manusia yang mempunyai berat badan 10 kg (orang dewasa rata-rata 50 kg) mungkin baru akan meninggal jika mengkonsumsi 86 gr abate.
- Dosis abate yang dibutuhkan untuk membunuh jentik nyamuk dalam air minum adalah 10 gr untuk 100 liter air. Untuk mencapai kadar 86 gr abate, dibutuhkan 860 liter air. Jadi, seorang manusia berberat badan 10 kg (balita) baru akan meninggal jika mengkonsumsi sebanyak 860 liter air mengandung abate dengan dosis sesuai aturan pakai.
- Dan untungnya lagi, tidak seperti DDT (dikloro difenil tetrakloroetana), abate tidak terakumulasi di dalam tubuh.
Dosis dan Efektivitas Penggunaan Abate
Memang
benar bahwa bubuk abate memang aman untuk dikonsumsi selama dalam takaran yang
sesuai. Pemakaian abate yang aman adalah 1 gram untuk setiap 10 liter
air. Sebenarnya setelah ditaburkan, bubuk abate akan segera menempel di
dinding penampung air, sehingga kadarnya di dalam air minum lebih rendah
dibanding di dinding penampung air. Daya tempelnya mampu bertahan 2
sampai 3 bulan. Penaburan abate dapat diulangi setiap 2-3 bulan sekali.
Abate sebaiknya hanya diaplikasikan pada wadah penampungan air yang
sulit dan jarang dikuras. Pada penampungan air yang bisa dikuras sekali
seminggu, tidak perlu diberi abate karena jentik nyamuk juga keburu
tewas saat pengurasan (perkembangan dari telur sampai nyamuk dewasa
butuh waktu sekitar 9 hari).
Sebagaimana
fungsinya, penggunaan abate ditujukan untuk membunuh larva-larva nyamuk yang
doyan dengan air bersih yang menggenang. Sebenarnya, untuk membunuh larva-larva
tersebut, tidak selalu harus menggunakan abate. Genangan-genangan air sering
ditemukan di botol-botol tanpa tutup, ban, kaleng, dan penampungan air. Oleh
karena itu, mencegah pertumbuhan larva-larva nyamuk dapat dilakukan dengan
mengubur ban, kaleng, serta botol-botol tanpa tutup. Selain itu, juga dapat
dilakukan dengan menguras bak penampungan air secara teratur. Jika bak
penampungan kamu terbuat dari keramik/plastik yang dikuras secara teratur, maka
penggunaan bubuk abate tidak lagi diperlukan karena pengurasan akan
menghilangkan tujuan penggunaan bubuk abate. Apalagi, dengan bak berbahan licin
seperti itu, bubuk abate hanya akan mengendap di dasar bak. Lain halnya jika
bak penampungan kamu terbuat dari permukaan yang kasar seperti semen.
Penggunaan bubuk abate sangat bermanfaat karena bubuk abate yang terlarut dalam
air akan terperangkap di pori-pori bak.
Jadi,
mau pakai abate atau tidak? Keputusan ada di tangan anda.
Sumber:
Intisari. 1988 | kulinet.com | kumpulantips.net | dechacare.com | yahoo.com
Bagus dan bermanfaat...
ReplyDeletenice
ReplyDeleteSemoga bermanfaat
ReplyDeletemakasih gan :D
ReplyDeleteMksh infonya bermanfaat
ReplyDeleteMakasih infony
ReplyDeleteMba,
ReplyDeleteApakah abate aman untuk air penanaman sistem hidroponik?
Trims.